By DEDEN SURA AGUNG
Hati
adalah satu dari sejumlah organ terpenting dalam tubuh manusia yang memiliki
kurang lebih 500 fungsi vital untuk keberlangsungan proses metabolisme. Karenanya
adalah tidak mungkin seorang manusia dapat mempertahankan kesehatannya tanpa
keberadaan organ hati.
Beberapa
fungsi diantaranya adalah :
- Mengubah racun, residu obat,
alkohol dan bahan berbahaya yang diproduksi oleh tubuh menjadi unsur yang
dapat diterima oleh organ lain untuk dikeluarkan melalui ginjal dan usus.
Banyak jenis obat harus di cerna didalam hati sebelum berfungsi sempurna.
- Memecah sel darah merah yang
sudah tua dan mengubah hemoglobin (substansi yang membawa oksigen di dalam
sel darah merah) menjadi bile, untuk kemudian disalurkan kedalam kantung
empedu untuk keperluan selanjutnya. Bila dibutuhkan, bile ini akan
dikeluarkan melalui usus untuk membantu emulsi lipid serta menyerap
vitamin yang dibutuhkan dari konsumsi makanan.
- Memproduksi, menyimpan dan
mengedarkan glukosa untuk seluruh bagian tubuh. Disamping juga mengawasi
kadar kolesterol dalam darah, mengolah dan memproduksinya sebanyak
dibutuhkan.
- Mengolah protein, sebagaimana
yang dibutuhkan untuk memproduksi kadar kekentalan darah, untuk
mengirimkan zat gizi ke organ lainnya dan sebagian lagi berfungsi untuk
memproduksi daya tahan tubuh atas infeksi.
Fungsi
lainnya adalah :
- Memproses karbohidrat, lemak, protein dan alkohol
Mencerna dan memproduksi bilirubin (dari sel
darah merah), kolesterol, hormon dan obat.
Hepatitis C
adalah salah satu tipe virus yang menyerang hati. Ketika virus ini berkembang
biak, virus ini membunuh
sel
hati dan memancing sistem kekebalan tubuh untuk melakukan perlawanan. Reaksi
serangan ini bisa berakibat fatal pada hati seperti terjadinya peradangan dan/
atau terbentuknya jaringan parut / fibrosis pada hati. Jika hal ini terus
dibiarkan terjadi tanpa melakukan pengobatan dapat berakibat pada terjadinya
kerusakan hati yang sangat serius seperti sirosis (pengerasan hati karena
terbentuknya jaringan parut) atau kanker hati.
Kebanyakan orang
yang terinfeksi virus hepatitis C berlanjut menjadi hepatitis C yang kronis.
Infeksi ini menjadi kronis (menahun) karena sistem kekebalan tubuh sudah tidak
lagi bisa memerangi virus ini.
Anda mungkin
berpikir kondisi seperti ini akan membuat Anda semakin merasakan sakit seiring
berjalannya waktu. Tetapi perlu diketahui bahwa, pada sebagian besar orang,
hepatitis C adalah asimtomatik yang artinya mereka tidak merasakan gejala
apa–apa selama bertahun-tahun sejak terinfeksi hepatitis C. Tidak ada yang bisa
memastikan apakah gejala-gejala ini akan timbul di waktu kemudian.
Tidak merasakan
gejalanya bukan berarti virus hepatitis C tidak sedang merusak hati Anda. Virus
ini tetap hidup di dalam tubuh Anda tanpa memberikan gejala yang pasti. Faktanya,
banyak orang yang tidak merasakan gejalanya sampai kerusakan hati yang parah
terjadi. Itulah mengapa amat penting melakukan tes dan berkonsultasi dengan
dokter Anda mengenai pengobatan hepatitis C.
Penyakit
Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV=
Hepatitis C virus). Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin
genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi
banyak sel lainnya. 15% dari kasus infeksi Hepatitis C adalah akut,
artinya secara otomatis tubuh membersihkannya dan tidak ada konsekwensinya.
Sayangnya 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara
perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak
menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati
dan kanker hati.
Diagnosa Hepatitis C
Diagnosa
awal adalah melalui tes darah sederhana untuk mendeteksi keberadaan virus
hepatitis C atau jumlah virus yang ada dalam jaringan tubuh. Jika virus
terdeteksi dalam tubuh Anda ini berarti Anda memiliki hepatitis C. Kemudian
dokter akan memeriksa keadaan kesehatan hati Anda.
Cara yang paling umum atau biasa digunakan untuk memeriksa masalah hati adalah
melalui tes fungsi hati, suatu tes darah yang memeriksa zat-zat kimia dalam tubuh
yang dihasilkan oleh hati dalam berkerja menjalankan fungsinya:
- ALT
(SGPT) – suatu enzim yang bila dalam
keadaan normal berada di dalam sel hati dan di dalam darah. Ketika sel
hati rusak, enzim ini merembes ke dalam aliran darah sehingga menyebabkan
kadar ALT (SGPT) meningkat. Tes ALT (SGPT) yang hanya dilakukan sekali
belum tentu bisa menunjukkan seberapa parah perusakan yang telah terjadi
dan seringkali orang yang menderita hepatitis C kronis memiliki kadar ALT
(SGPT) normal. Enzim hati lainnya yang biasanya diukur melalui tes darah
ini adalah AST (aspartate aminotransferase / SGPT), GGT (gamma-glutamyl
transferase), dan alkaline phosphatase.
- Bilirubin - suatu pigmen berwarna kuning yang disalurkan ke
dalam hati ketika sel darah merah pecah. Jika hati tidak bekerja dengan
baik maka kadar bilirubin dalam darah akan naik.
- Albumin – adalah suatu protein yang dihasilkan oleh hati.
Penurunan jumlah albumin dapat mencerminkan buruknya fungsi hati.
- Prothrombin Time – Ketika mengalami kerusakan, hati akan gagal
memproduksi zat pembeku darah dalam jumlah yang memadai. Tes ini mengukur
kemampuan pembekuan darah. Pada gangguan fungsi hati Prothrombin Time (PT)
memanjang.
- Penghitungan darah lengkap – penghitungan darah lengkap dapat membantu mendeteksi
kondisi umum/ keseluruhan hati.
Bila diperlukan dokter Anda juga mungkin akan
melakukan biopsi hati yaitu suatu prosedur yang dilakukan dengan mengambil
sepotong kecil jaringan hati dengan menggunakan jarum biopsi, yang kemudian
dianalisis di bawah mikroskop oleh ahli patologi anatomi. Biopsi hati biasanya
direkomendasikan untuk diagnosis kelainan hati atau untuk menentukan derajat
beratnya kelainan hati.
Penyebab Hepatitis C
Hepatitis
berarti pembengkakan pada hati. Banyak macam dari virus Hepatitis C. Dalam
banyak kasus, virus yang masuk ke dalam tubuh, mulai hidup di dalam sel hati,
mengganggu aktivitas normal dari sel tersebut, lalu menggunakan mesin genetik
dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C kemudian menginfeksi sel lain
yang sehat.
Jika
anda penderita Hepatitis C, sangat penting untuk mengkonsumsi makanan sehat dan
menghindari alkohol. Alkohol akan memperparah kerusakan hati anda, baik anda
dalam pengobatan ataupun tidak.
Salah
satu gejala umum dari Hepatitis C adalah kelelahan kronis. Kelelahan juga bisa
sebagai efek samping pengobatan Hepatitis C. Rasa lelah akibat Hepatitis C
dapat diatasi dengan istirahat cukup dan menjalankan olah raga yang rutin.
Virus
Hepatitis C sangat pandai merubah dirinya dengan cepat. Sekarang ini ada
sekurang-kurangnya enam tipe utama dari virus Hepatitis C (yang sering
disebut genotipe) dan lebih dari 50 subtipenya.
Hal
ini merupakan alasan mengapa tubuh tidak dapat melawan virus dengan efektif dan
penelitian belum dapat membuat vaksin melawan virus Hepatitis C. Genotipe tidak
menentukan seberapa parah dan seberapa cepat perkembangan penyakit Hepatitis C,
akan tetapi genotipe tertentu mungkin tidak merespon sebaik yang lain dalam
pengobatan.
Bagaimana Keluhan dan Gejalanya?
Penderita
terinfeksi hepatitis C dari berbagai macam cara. Mereka bisa saja tidak
merasakan gejalanya sama sekali. Faktanya, gejala pada hepatitis C yang kronis
tidak tampak sampai kerusakan hati yang parah terjadi. Oleh sebab itu, sangat
penting untuk melakukan tes kesehatan hati Anda, misalnya memeriksa kadar ensim
pada darah atau tes darah lainnya, USG hati, atau biopsy hati.
Gejala-gejala
hepatitis bisa hilang timbul atau mungkin hanya bersifat temporer. Namun,
proses kerusakan hati tetap saja terjadi, terlepas dari ada tidaknya gejala.
Gejala yang berat bisa juga muncul tanpa terjadinya proses kerusakan hati yang
permanen tetapi ini jarang.
Bila
Anda mengalami salah satu atau lebih dari gejala-gejala di bawah, mungkin saja
Anda terinfeksi virus hepatitis C. Sangat jarang orang yang mengidap infeksi
virus hepatitis C mengalami semua gejala Hepatitis C.
Gejala biasanya terjadi pada lebih
kurang 5% dari seluruh pengidap Hepatitis C dan gejala-gejala itu meliputi:
- rasa letih,
- demam,
- menggigil
- tidak nafsu makan
- mual dan muntah
- kuning
- nyeri perut kanan atas
- penurunan berat badan yang
tidak diketahui sebabnya
Bila
Anda merasa yakin berisiko tertular Hepatitis C, sebaiknya Anda segera
berkonsultasi dengan dokter Anda.
Ingat: Apa yang Anda rasakan tidak dapat menjadi ukuran terhadap
seberapa parahnya kerusakan fisik yang Anda alami. Jika Anda menunggu sampai
merasakan gejalanya sebelum melakukan pengobatan mungkin saja hati Anda sudah
mengalami kerusakan parah.
Dalam
beberapa kasus,Hepatitis C dapat menyebabkan peningkatan enzim tertentu pada
hati, yang dapat dideteksi pada tes darah rutin. Walaupun demikian, beberapa
penderita Hepatitis C kronis mengalami kadar enzim hati fluktuasi ataupun
normal.
Meskipun demikian, sangat perlu untuk melakukan
tes jika anda pikir anda memiliki resiko terjangkit Hepatitis C atau jika anda
pernah berhubungan dengan orang atau benda yang terkontaminasi. Satu-satunya
jalan untuk mengidentifikasi penyakit ini adalah dengan tes darah.
Penularan Hepatitis C
Virus hepatitis C adalah virus yang terkandung dalam darah, artinya virus ini menyebar/menular melalui darah dan produk-produk darah. Cara penularan umumnya meliputi:
- Luka tusuk jarum suntik di kalangan tenaga kesehatan.
- Transfusi darah sebelum pertengahan tahun 1992 (selepas tahun 1992, bank darah mulai melakukan penapisan secara ketat untuk Hepatitis C dengan menerapkan cara pemeriksaan yang efektif).
- Pemakaian narkoba suntik (misalnya pemakaian jarum suntik yang sama secara bergantian).
Cara-cara penularan lainnya meliputi :
- Akupunktur dan tindikan pada tubuh dengan menggunakan jarum yang tidak disterilisasi atau dibersihkan sebagaimana mestinya.
- Tato dengan menggunakan jarum yang tidak disterilisasi atau tinta yang telah terkontaminasi.
- Pemakaian barang-barang perawatan pribadi secara bergantian (misalnya pisau cukur, sikat gigi, gunting atau pengikir kuku) dan alat-alat rumah tangga lainnya yang telah terkena darah.
- Pemakaian kokain hisap dengan menggunakan sedotan atau alat lain yang sama secara bergantian di antara pemakai. Pemakaian sedotan untuk menghisap kokain bisa menyebabkan kontak darah melalui luka atau goresan pada hidung.
- Aktivitas seksual yang menyebabkan perdarahan atau kontak darah antara pasangan yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi (misalnya melalui luka yang terbuka).
Virus hepatitis C tidak menular melalui kontak biasa seperti berpelukan, bersin, batuk atau duduk berdekatan dengan pengidap Hepatitis C.
Hepatitis C jarang ditularkan lewat aktivitas seksual. Namun, ada kecenderungan bahwa mereka yang memiliki banyak pasangan seksual juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami infeksi virus hepatitis C.
Satu
- satunya cara untuk melindungi diri Anda adalah dengan menghindari perilaku
seks yang berisiko, seperti melakukan hubungan seksual dengan banyak pasangan
atau dengan satu pasangan yang status kesehatannya tidak jelas.
Sekalipun
jarang, hepatitis C bisa juga menular dari ibu kepada anaknya selama proses
persalinan. Sebagian besar penelitian memperkirakan bahwa risiko penularan
melalui cara ini meningkat hingga 8%. Kegiatan menyusui belum ditemukan terkait
dengan penularan virus hepatitis C.
Bila Anda atau pasangan Anda
mengidap hepatitis C, dan Anda (bila Anda seorang isteri) atau isteri Anda
(bila Anda seorang suami) tengah mengandung ataupun Anda dan pasangan tengah
berencana untuk memiliki anak, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter perihal tindakan pencegahan yang perlu dilakukan.
Seorang
yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan ke orang lain 2 minggu setelah
terinfeksi pada dirinya.
Dengan mengetahui cara penularanya, maka kita
dapat berusaha untuk dapat mencegah terpapar oleh penyakit Hepatitis C.
Konsekuensi Penderita Hepatitis C
Salah satu konsekuensi paling berat pada
penderita Hepatitis C adalah kanker hati.
Sekitar 15 % pasien yang terinfeksi virus
Hepatitis C dapat menghilangkan virus tersebut dari tubuhnya secara spontan
tanpa menghadapi konskwensinya di kemudian hari. Hal tersebut disebut infeksi
akut. Sayangnya, mayoritas penderita penyakit ini menjadi kronis. (suatu
penyakit dikatakan kronis bila menetap lebih dari 6 bulan).
Hepatitis C kronis salah satu bentuk penyakit
Hepatitis paling berbahaya dan dalam waktu lama dapat mengalami komplikasi,
apalagi bila tidak diobati.
Penderita Hepatitis kronis beresiko menjadi
penyakit hati tahap akhir dan kanker hati. Sedikit dari penderita Hepatitis
kronis, hatinya menjadi rusak dan perlu dilakukan transplantasi hati.
Kenyataannya, penyakit hati terutama Hepatitis C penyebab utama pada
transplantasi hati sekarang ini.
Sekitar sepertiga kanker hati disebabkan oleh
Hepatitis C. Hepatitis C yang menjadi kanker hati terus meningkat di seluruh
dunia karena banyak orang terinfeksi Hepatitis C tiap tahunnya.
Walaupun Hepatitis C tidak menunjukkan gejala,
kerusakan hati terus berlanjut dan menjadi parah seiring waktu.
Saat hati menjadi rusak (sebagai contoh, karena
Hepatitis C) hati tersebut akan memperbaiki sendiri yang membentuk parut.
Bentuk parut ini sering disebut fibrosis. Semakin banyak parut
menunjukkan semakin parahnya penyakit. Sehingga, hati bisa menjadi sirosis
(penuh dengan parut).
Struktur sel hati mulai pecah, sehingga hati
tidak lagi berfungsi normal. Kerusakan hati yang disebabkan Hepatitis C
biasanya terjadi secara bertahap selama 20 tahun, tetapi beberapa faktor dapat
membuat perkembangan penyakit lebih cepat, seperti alkohol, jenis kelaminnya
pria, umur dan infeksi HIV. Karena infeksi Hepatitis C dapat menyebabkan
kerusakan hati tanpa gejala, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan sedini
mungkin dan bicarakan pilihan pengobatan dengan dokter anda. Penelitian
menunjukkan pasien yang diobati sebelum hatinya rusak secara signifikan
memiliki respon yang lebih baik terhadap pengobatan dibandingkan pada pasien
yang menunda pengobatannya.
Proses Kerusakan Hati
Hati yang normal halus dan kenyal bila disentuh. Ketika hati
terinfeksi suatu penyakit (misalnya Hepatitis C), hati menjadi bengkak. Sel
hati mulai mengeluarkan enzim alanin aminotransferase ke darah. Dengan
keadaan ini dokter dapat memberitahu anda apakah hati sudah rusak atau belum.
Bila konsentrasi enzim tersebut lebih tinggi dari normal, itu adalah tanda hati
mulai rusak. Sewaktu penyakit hati berkembang, perubahan dan kerusakan hati
meningkat.
Fibrosis.
Setelah membengkak, hati mencoba memperbaiki dengan membentuk bekasluk atau
parut kecil. Parut ini disebut "fibrosis", yang membuat hati
lebih sulit melakukan fungsinya. Sewaktu kerusakan berjalan, semakin banyak
parut terbentuk dan mulai menyatu, dalam tahap selanjutnya disebut "sirosis".
Sirosis.
Kerusakan yang berulang, area besar hati yang rusak dapat menjadi permanen dan
menjadi koreng. Darah tidak dapat mengalir dengan baik pada jaringan hati yang
rusak. Hati mulai menciut dan menjadi keras. Penyakit Hepatitis C kronis
biasanya dapat menyebabkan sirosis sama seperti kelebihan mengkonsumsi minuman
beralkohol.
Fungsi hati rusak.
Sewaktu sirosis bertambah parah,
hati tidak dapat menyaring kotoran, racun, dan obat yang ada dalam darah. Hati
tidak lagi dapat memproduksi “clotting factor” untuk menghentikan
pendarahan. Cairan tubuh terbentuk pada abdomen dan kaki, pendarahan pada usus
sering terjadi, dan biasanya fungsi mental menjadi lambat. Pada titik ini,
transplantasi hati adalah pilihan satu-satunya.
Kanker hati.
Kadang kala kerusakan sel hati diikuti dengan
perubahan gen sel yang mana dapat menjadi kanker. Pasien Hepatitis C kronis
memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita "hepatocellular
carcinoma", suatu tipe tumor hati.
Pencegahan Kerusakan Hati
Sirosis
dapat dihentikan dan kadang kala dapat dicegah. Untuk pasien Hepatitis C
kronis, sangat penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada hati dimana
sirosi lebih buruk. Selain itu, jika anda penderita penyakit Hepatitis C
hindari alkohol secara total. Juga jangan minum alkohol dengan acetaminophen
(merupakan kandungan obat sakit kepala dan flu), karena bila dikonsumsi
berbarengan dapat menyebabkan kondisi "hepatitis fulminant",
yang dapat menyebabkan fungsi hati rusak total.
Faktor Resiko Hepatitis C
Karena Hepatitis C menular dari
orang ke orang melalui kontak dengan darah yang terinfeksi virus Hepatitis C,
aktivitas yang meningkatkan kontak dengan darah tersebut perlu dipertimbangkan
sebagai faktor resiko.
Faktor
resiko yang paling umum adalah pengguna obat bius suntik dan darah serta produk
transfusi darah sebelum tahun 1992
Faktor
resiko lain seperti tato dan tindik tubuh. Tinta atau jarum tato yang digunakan
untuk membuat tato atau menindik dapat menjadi pembawa virus Hepatitis C dari
satu pelanggan ke pelanggan lainnya, jika pelaku tidak melakukan sterilasasi
pada perlengkapannya.
Faktor
resiko lainnya adalah luka tertusuk jarum, terutama pada pekerja kesehatan,
hemodialisis dan transplantasi organ sebelum tahun 1992.
Luka
karena jarum suntik, yang seringkali terjadi pada petugas kesehatan, dapat
menjadi alat penularan virus Hepatitis C. Probabilitas penularan virus
Hepatitis C melalui jarum suntik lebih besar dibanding dengan virus HIV.
Sekarang
ini, pada penderita HIV ada protokol standar dalam penanganan jarum suntik
untuk mengurangi resiko tertular HIV atau AIDS. Sayangnya, tidak ada protokol
yang sama untuk penanganan pada penderita Hepatitis C untuk menghindari
penularan melalui jarum suntik.
Pengguna Obat Bius Suntik
Dua
pertiga pengguna obat bius suntik mengidap Hepatitis C.
Orang
yang menggunakan obat bius suntik, walaupun sekali, memiliki resiko tinggi
tertular Hepatitis C. Sekarang ini, resiko terinfeksi virus Hepatitis C melalui
obat bius suntik lebih tinggi dibandingkan terinfeksi HIV sekitar 60% hingga
80% yang terinfeksi Hepatitis C sedangkan yang terinfeksi HIV sekitar 30%.
Virus
Hepatitis C mudah sekali menyebar melalui berbagi jarum, jarum suntik dan
perlengkapan lain pengguna obat bius suntik.
Hubungan Seksual
Meskipun
Hepatitis tidak mudah menular melalui hubungan seksual, prilaku seksual yang
beresiko, terutama yang memilki pasangan seksual lebih dari satu, menjadi
pemicu meningkatnya resiko terinfeksi virus Hepatitis C.
Sekitar 15 % infeksi Hepatitis C
ditularkan melalui hubungan seksual. Penularan melalui hubungan seksual pada
Hepatitis C tidak setinggi pada Hepatitis B. Walaupun demikian, prilaku seks
yang beresiko tinggi berhubungan dengan peningkatan resiko tertular Hepatitis
C. Faktor resiko dari penularan Hepatitis C melalui hubungan seksual meliputi
- Memiliki lebih dari satu pasangan
- Pengguna jasa PSK
- Luka karena seks (kurangnya
pelicin pada vagina dapat meningkatkan resiko penularan melalui darah)
- Melakukan hubungan seksual
sewaktu menstruasi.
Pada
pasangan yang menikah, resiko penularan meningkat sejalan dengan lamanya
perkawinan. Hal ini berkaitan dengan hubungan seksual dan berbagi perlengkapan
(seperti sikat gigi, silet cukur, gunting kuku dan sebagainya).
Jika anda memiliki hubungan seksual dengan orang
yang memiliki faktor resiko terinfeksi Hepatitis C, anda sebaiknya menjalankan
tes untuk Hepatitis C juga.
Baca juga:
Daftar Pustaka: