DEDEN SURA AGUNG Sharing

Minggu, 20 April 2014

STROKE

By DEDEN SURA AGUNG

Stroke merupakan salah satu manifestasi neurologic yang umum dan mudah dikenali dari penyakit-penyakit neurologic lain, oleh karena mula timbulnya yang mendadak dalam waktu yang singkat. Sampai saat ini stroke merupakan salah satu penyakit saraf yang paling banyak menarik perhatian.

Stroke terjadi sebanyak 700.000 kasus setiap tahun di Amerika, dengan kematian sekitar 150.000 orang / tahun, penyebab kematian nomor 3 setelah serangan jantung dan kanker, penyebab utama kecacatan tetap sebanyak 2 juta dari 3 juta penderita stroke yang hidup dan biaya stroke 40 milyar dollar setahun.
Stroke terjadi bila ada pembuluh darah otak yang tersumbat atau pecah. Bagian otak yang aliran darahnya berkurang akan mengalami kerusakan sampai kematian. Timbullah gangguan fungsi pada bagian badan yang dikontrol oleh bagian otak yang rusak tersebut.
Serangan stroke merupakan keadaan emergensi seperti serangan jantung. Makin cepat ditangani makin sedikit sel otak yang akan mengalami kerusakan permanen, sehingga makin cepat penderita stroke mendapat pengobatan, makin besar kemungkinan pemulihan. Karena stroke terjadinya cepat dan perlu penanganan segera, sehingga stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologic yang utama di Indonesia.

Kebanyakan stroke disebabkan oleh blok aliran arteri ke otak (stroke iskemik), dan pecahnya pembuluh darah dengan perdarahan ke dalam jaringan otak (stroke hemoragik) yang lebih sedikit jumlahnya.

By DEDEN SURA AGUNG

Rabu, 01 Januari 2014

MEMILIH JENIS KELAMIN BAYI

By DEDEN SURA AGUNG

Saat ini anda dapat memilih jenis kelamin bayi dengan tingkat keakuratan mencapai lebih dari 85%.
Sejarah membuktikan bahwa manusia sangat memperlukan kemampuan untuk memilih jenis kelamin bayi. Beberapa alasan yang dikemukakan di sejarah menyebutkan bahwa hak waris merupakan salah satu hal mengapa cara memilih jenis kelamin bayi dibutuhkan. Dewasa ini orang tua memang tidak lagi mempersoalkan / memilih jenis kelamin bayi lagi, namun demikian kita tentunya menginginkan dapat berkesempatan untuk mempunyai bayi laki-laki dan bayi perempuan.
Sebelum dibahas lebih lanjut mengenai cara memilih jenis kelamin bayi, ada baiknya disampaikan lebih dahulu teori kromosom yang menentukan jenis kelamin bayi. Seorang pria / laki-laki mempunyai dua jenis kromosom pada sel sperma yaitu kromosom X dan kromosom Y (selanjutnya terkenal dengan nama kromosom XY); sedangkan seorang wanita mempunyai kromosom XX (keduanya kromosom X).

Kromosom X mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  • Bentuk lebih besar
  • Gerakan lebih lambat
  • Mempunyai umur lebih dari 72 jam (3 hari)
  • Lebih tahan pada suasana vagina dengan pH asam
Kromosom Y mempunyai karakteristik sebagai berikut:
  • Bentuk lebih kecil
  • Gerakan lebih cepat
  • Mempunyai umur paling lama 48 jam (2 hari)
  • Lebih tahan pada suasana vagina dengan pH basa.
Jenis kelamin bayi ditentukan oleh kromosom yang membangunnya. Bayi akan memperoleh satu kromosom dari ayah dan satu kromosom lagi dari ibunya. Bila bayi mendapatkan kromosom Y dari sang ayah maka akan terbentuk kromosom XY yang menentukan jenis kelamin bayi laki-laki/pria. Bila ia mendapatkan kromosom X dari sang ayah maka akan terbentuk kromosom XX yang menentukan jenis kelamin bayi perempuan / wanita.
Untuk lebih jelasnya dapat terlihat pada ilustrasi sebagai berikut:
  • Kromosom pada Istri/Perempuan/Wanita (X1 X2) 
  • Kromosom pada Suami/Pria/Laki-Laki (X3 Y4)
Himpunan kemungkinan pasangan yang muncul adalah:
  • X1X3 (kromosom ibu X1 dan kromosom ayah X3) : Bayi Perempuan / Wanita
  • X1Y4 (kromosom ibu X1 dan kromosom ayah Y4) : Bayi Laki-laki / Pria
  • X1X2 (kromosom ibu X2 dan kromosom ayah X3) : Bayi Perempuan / Wanita
  • X1Y2 (kromosom ibu X2 dan kromosom ayah Y4) : Bayi Laki-laki / Pria
Dengan demikian kemungkinan untuk mendapatkan bayi laki-laki / pria adalah 50% dan kemungkinan untuk mendapatkan bayi perempuan / wanita juga sebesar 50%
Dengan mengetahui karakteristik kromosom X dan karakteristik kromosom Y, maka kita dapat memilih jenis kelamin bayi dengan cara mempertinggi kemungkinan lahirnya bayi laki-laki (bila yang diinginkan bayi laki-laki) atau mempertinggi kemungkinan lahirnya bayi perempuan (bila yang diinginkan bayi perempuan).
Ada banyak teori yang mengajarkan bagaimana cara memilih jenis kelamin bayi, namun pada kesempatan ini kami akan menjelaskan cara yang paling sederhana dengan memanfaatkan karakteristik sel spermatozoa dengan kromosom X dan sel spermatozoa dengan kromosom Y. 

Cara Memilih Jenis Kelamin Bayi Laki-Laki (Kromosom XY)
Untuk mendapatkan/memilih jenis kelamin bayi laki-laki, anda harus banyak memakan menu ikan dan menghindari menu daging pada makanan sehari-hari. Secara medis ikan akan menghasilkan zat yang menyebabkan pH vagina yang lebih basa sehingga daya tahan kromosom Y di vagina lebih lama.
Mengenai puasa sanggama / hubungan seksual, disebutkan bahwa suami harus berpuasa melakukan hubungan seks selama minimal 5 hari sebelum masa subur wanita / istri. Ini dimaksudkan agar tidak ada lagi sel sperma dengan kromosom X yang bertahan di vagina / rahim istri. Puasa ini juga dimaksudkan untuk mempertinggi kesuburan pria (kualitas sperma).
Hubungan sanggama / hubungan intim sebaiknya dilakukan pada saat masa subur (12 jam sebelum ovulasi terjadi atau 12 jam setelah ovulasi terjadi). Ini dimaksudkan agar sel spermatozoa dengan kromosom Y yang berukuran lebih kecil dan gerakannya lebih cepat dapat segera membuahi sel telur sebelum sel spermatozoa dengan kromosom X yang bentuknya lebih besar dan gerakannya lebih lambat dapat mencapai rahim dan sama-sama berpeluang untuk membuahi sel telur.
Apabila dimungkinkan, istri harus mengalami orgasme terlebih dahulu sebelum suami ejakulasi. Hal ini didasari dengan adanya penelitian bahwa pada saat orgasme istri akan mengeluarkan cairan yang bersifat basa/alkali sehingga akan mengurangi kadar pH dan Vagina menjadi lebih basa (suasana basa disukai oleh sel spermatozoa dengan kromosom Y) 

Cara Memilih Jenis Kelamin Bayi Perempuan (Kromosom XX)
Berlawanan dengan metoda diatas sekarang kita dapat mengetahui bagaimana cara memilih jenis kelamin bayi perempuan dengan cara banyak mengkonsumsi daging dibandingkan ikan untuk memunculkan suasana pH yang lebih asam di vagina sehingga sel sperma dengan kromosom Y akan mati karena tidak tahan dengan suasana pH tersebut.
Karena sel sperma dengan kromosom Y mempunyai umur lebih pendek dibandingkan dengan kromosom X, maka dengan melakukan sanggama / hubungan intim yang teratur sebetulnya sudah meningkatkan kemungkinan lahirnya bayi perempuan. Namun untuk lebih pastinya anda dapat memilih jenis kelamin bayi perempuan dengan cara melakukan puasa sanggama/hubungan seksual pada saat masa subur.
Hubungan seksual / hubungan intim sebaiknya dilakukan 2-3 hari sebelum masa subur dengan maksud pada selang waktu 2-3 hari tersebut sel sperma dengan kromosom Y akan mati sebelum ovulasi terjadi.
Dengan demikian sel spermatozoa dengan kromosom X yang masih terdapat di rahim mempunyai kesempatan lebih tinggi untuk membuahi sel telur pada saat terjadinya ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur) sel spermatozoa dengan kromosom X sudah siap untuk membuahi sel telur.
Berlawanan dengan cara memilih jenis kelamin bayi laki-laki, untuk mendapatkan jenis kelamin perempuan, istri tidak perlu mengalami orgasme sehingga pH vagina tetap dalam pH asam (suasana yang disukai oleh sel spermatozoa dengan kromosom X)
Teori ini memang sangat sederhana dan menurut penelitian, keakuratannya sangat tergantung dengan kemampuan anda untuk membaca kapan masa subur itu terjadi. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai hal ini.
Teori ini merupakan salah satu dari sekian banyak teori yang dikemukakan oleh para ahli. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter anda mengenai bagaimana cara memilih jenis kelamin bayi. Kami akan menyambung teori-teori yang lain untuk memilih jenis kelamin bayi pada kesempatan yang lain.
Selamat mencoba dan semoga berhasil.

By DEDEN SURA AGUNG

Sabtu, 23 November 2013

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT HEPATITIS C

Pencegahan Hepatitis C
By DEDEN SURA AGUNG
Kita dapat mencegah penularan Hepatitis C. Cara penyebaran yang paling efesien Hepatitis C adalah melalui suntikan yang terkontaminasi oleh darah, misalnya di saat memakai obat suntik. Jarum suntik dan alat suntik sebelum digunakan harus steril dengan demikian menghentikan penyebaran penyakit Hepatitis C di antara pengguna obat suntik.
Meskipun resiko penularan melalui hubungan seksual kecil, anda seharusnya menjalankan kehidupan seks yang aman. Penderita Hepatitis C yang memiliki lebih dari satu pasangan atau berhubungan dengan orang banyak harus memproteksi diri (misalnya dengan kondom) untuk mencegah penyebaran Hepatitis C.
Jangan pernah berbagi alat seperti jarum, alat cukur, sikat gigi, dan gunting kuku, dimana dapat menjadi tempat potensial penyebaran virus Hepatitis C. Bila melakukan manicure, tato dan tindik tubuh pastikan alat yang dipakai steril dan tempat usahanya resmi.
Orang yang terpapar darah dalam pekerjaannya, seperti pekerja kesehatan, teknisi laboratorium, dokter gigi, dokter bedah, perawat, pekerja ruang emergensi, polisi, pemadam kebakaran, paramedis, tentara atau siapapun yang hidup dengan orang yang terinfeksi, seharusnya sangat berhati-hati agar tidak terpapar darah yang terkontaminasi.
Juga termasuk menggunakan peralatan tajam dan jarum dengan benar, mencuci tangan secara teratur dan menggunakan sarung tangan dalam pekerjaannya. Jika anda pernah mengalami luka karena jarum suntik, anda harus melakukan tes ELISA atau RNA HCV setelah 4-6 bulan terjadinya luka untuk memastikan tidak terinfeksi penyakit Hepatitis C.
Pernah sembuh dari salah satu penyakit Hepatitis tidak mencegah penularan penyakit Hepatitis lainnya. Orang yang menderita penyakit Hepatitis C dan juga menderita penyakit Hepatitis A memilki resiko tinggi terkena penyakit hepatits fulminant, suatu penyakit hati yang mematikan dan perkembangannya sangat cepat.
Dengan demikian, ahli kesehatan sangat merekomendasikan penderita penyakit Hepatitis C juga melakukan vaksinasi Hepatitis A dan Hepatitis B.

Pengobatan Hepatitis C
Apakah Hepatitis dapat diobati?
Dapat, Hepatitis C kronis dapat diobati dengan Pegylated Interferon dan Ribavirin.
Pengobatan Hepatitis C sedini mungkin sangatlah penting. Meskipun tubuh anda telah melakukan perlawanan terhadap infeksi, tetapi hanya 15% yang berhasil, pengobatan tetap diperlukan untuk mencegah Hepatitis C kronis dan membantu mengurangi kemungkinan hati menjadi rusak.
Kadangkala, pengobatan Hepatitis C memerlukan waktu yang lama, dan tidak dapat membantu. Tetapi karena penyakit ini dapat menjadi parah sepanjang waktu, sangatlah penting untuk mencari pengobatan yang tepat dari dokter anda.
Diagnosa dan pengobatan awal sangatlah mendesak dan penting. Persentase yang signifikan dari orang yang melakukannya dapat sembuh dari Hepatitis C dan menunjukan perbaikan hatinya.
Tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati.
Kebanyakan bentuk interferon alfa hanya dapat bertahan satu hari tetapi dapat dimodifikasi melalui proses pegilasi untuk membuatnya bertahan lebih lama. Meskipun interferon alfa dapat digunakan sebagai obat Hepatitis C tunggal termasuk pegylated interferon, penelitian menunjukkan lebih efektif bila dikombinasi dengan anti virus ribavirin.
3 senyawa digunakan dalam pengobatan Hepatitis C adalah:
Interferon alfa
Adalah suatu protein yang dibuat secara alami oleh tubuh manusia untuk meningkatkan sistem daya tahan tubuh/imunitas dan mengatur fungsi sel lainnya. Obat yang direkomendasikan untuk penyakit Hepatitis C kronis adalah dari inteferon alfa bisa dalam bentuk alami ataupun sintetisnya.

Pegylated interferon alfa
Dibuat dengan menggabungkan molekul yang larut air yang disebut "polyethylene glycol (PEG)" dengan molekul interferon alfa. Modifikasi interferon alfa ini lebih lama ada dalam tubuh, dan penelitian menunjukkan lebih efektif dalam membuat respon bertahan terhadap virus dari pasien Hepatitis C kronis dibandingkan interferon alfa biasa.

 Ribavirin
Adalah obat anti virus yang digunakan bersama interferon alfa untuk pengobatan Hepatitis C kronis. Ribavirin merupakan obat yang sering dikombinasikan dengan suntikan interferon alfa untuk membantu menghentikan perkembangbiakan virus hepatitis C dan meningkatkan kerja interferon alfa. Ribavirin tidak bisa digunakan secara tersendiri untuk hepatitis C.

Pengobatan ini telah diterima berdasarkan kemampuannya dalam menghasilkan respon melawan virus pada penderita penyakit Hepatitis C kronis. Penderita dikatakan memiliki respon melawan virus jika jumlah virus Hepatitis C begitu rendah sehingga tidak terdeteksi pada tes standar RNA virus Hepatitis C dan jika level tersebut tetap tidak terdeteksi selama lebih dari 6 bulan setelah pengobatan selesai.

Obat Hepatitis C
Saat ini obat Hepatitis C standar adalah kombinasi Interferon dengan Ribavirin. Kombinasi obat Hepatitis C ini akan memberikan hasil berupa sustained virologic response (respon virus menetap) yang tinggi. Response ini sering disingkat dengan SVR.
Obat Hepatitis C Pegylated interferon alfa dibuat dengan menggabungkan suatu molekul besar yang larut air yang disebut “polyethylene glycol” (PEG) dengan molekul interferon alfa. Penggabungan dengan PEG memperbesar ukuran interferon alfa sehingga dapat bertahan dalam tubuh lebih lama. Hal itu juga dapat memproteksi molekul interferon terpecah oleh enzim tubuh.
Keuntungan lainnya adalah waktu di dalam tubuh obat Hepatitis C ini lebih lama (waktu paruh) sehingga obat Hepatitis C tidak perlu sering-sering dikonsumsi. Interferon alfa standar biasa disuntikkan tiga kali dalam seminggu tetapi pegylated interferon alfa cukup satu kali dalam seminggu.
Selain itu penelitian menunjukkan obat Hepatitis C pegylated interferon alfa lebih efektif dalam memproduksi suatu respon melawan virus pada penderita Hepatitis C kronis dibandingkan interferon alfa yang tidak mengalami pegylasi.
Sekarang ini ada dua macam pegylated interferon alfa yang tersedia: peginterferon alfa-2a dan peginterferon alfa-2b. meskipun kedua senyawa ini efektif dalam pengobatan Hepatitis C kronis, ada perbedaan dalam ukurannya, tipe pegylasi, waktu paruh, rute penbersihan dari tubuh dan dosis dari kedua pegylated interferon.
Karena metode pegylasi dan tipe molekul PEG yang digunakan dalam proses dapat mempengaruhi kerja obat dan pembersihannya dalam tubuh.
Perbedaan besar antar dua pegylated interferon adalah dosisnya. Dosis dari pegylated interferon alfa-2a adalah sama untuk semua pasien, tidak mempertimbangkan berat dan ukuran pasien.
Sedangkan dosis pegylated interferon alfa-2b disesuaikan dengan berat tubuh pasien secara individu.
Obat Hepatitis C ini diberikan sesuai dengan berat badan pasien dengan dosis 1.5 µg/kg berat badan. Obat Hepatitis C ini sekarang juga tersedia dalam bentuk pena (Peg Intron Redipen). Bentuk pena dari obat Hepatitis C ini akan memberikan kemudahan pada pasien dalam penyuntikan. Kemudahan ini akan meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan Hepatitis C. Kepatuhan dalam pengobatan Hepatitis C merupakan faktor penting dalam meningkatkan keberhasilan terapi dari penyakit Hepatitis C.
Dosis dan Sediaan Obat Hepatitis C
·         Pegylated interferon alfa-2a memiliki dosis dan sediaan sebagai berikut:
Terapi tunggal 1 x seminggu 180mcg dikombinasikan dengan Ribavirin secara oral
Terapi tunggal 1 x seminggu 180mcg dikombinasikan dengan Ribavirin secara oral

·         Ribavirin Tablet 
Copegus 200mg
42       TABLET(S)                 $279.50  USD
84       TABLET(S)                 $559.00  USD
126     TABLET(S)                 $838.50  USD
3 x 2 tablet / hari dikombinasikan dengan Pegylated interferon alfa-2a secara suntik.

Dalam penelitian klinis, kombinasi terapi pegylated interferon alfa -2a dengan ribavirin menghasilkan lebih banyak pasien yang mencapai respon virologi menetap bila dibandingkan dengan terapi tunggal menggunakan pegylated interferon alfa-2a saja.
Bila interferon alfa yang lama (konvensional) biasanya disuntikkan 3 kali seminggu, maka pegylated interferon alfa-2a hanya disuntikkan satu kali seminggu. Sementara ribavirin merupakan obat oral yang mewajibkan Anda meminumnya beberapa tablet/kapsul setiap hari.
Jika dokter anda memilih pengobatan dengan Interferon alfa, pastikan anda bertanya beberapa pertanyaan sebagai berikut :
  • Resiko dan keuntungan apa dari pegylated interferon dibandingkan dengan interferon biasa?
  • Informasi penting apa yang perlu saya tahu sebelum melakukan suatu pengobatan?
Mendapatkan segala informasi yang anda butuhkan tentang pengobatan Hepatitis C dapat membantu anda mengetahui bagaimana obat Hepatitis C itu bekerja dan apa efek samping dan hasil dari pengobatan itu.

Pengobatan Hepatitis C dengan interferon alfa tidak tepat untuk semua pasien penderita Hepatitis C kronis. Pengobatan Hepatitis C ini harus memperhatikan efek sampingnya yang serius pada wanita hamil, riwayat atau adanya kondisi kejiwaan berat, riwayat penyakit jantung, gagal ginjal berat. Penderita harus mendiskusikan keuntungan dan efek samping pengobatan dengan dokternya.


Baca juga:
Daftar Pustaka:
http://www.pegintron.com


 By DEDEN SURA AGUNG

Selasa, 01 Januari 2013

SIROSIS HATI


By DEDEN SURA AGUNG
Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena infeksi akut dengan virus hepatitis dimana terjadi peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya banyak jaringan ikat dan regenerasi noduler dengan berbagai ukuran yang dibentuk oleh sel parenkim hati yang masih sehat. Akibatnya bentuk hati yang normal akan berubah disertai terjadinya penekanan pada pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena porta yang akhirnya menyebabkan hipertensi portal. Pada sirosis dini biasanya hati membesar, teraba kenyal, tepi tumpul, dan terasa nyeri bila ditekan.

Penyebab sirosis hati beragam. Selain disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B ataupun C, juga dapat diakibatkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, berbagai macam penyakit metabolik, adanya gangguan imunologis, dan sebagainya. Di Indonesia, sirosis hati lebih sering dijumpai pada laki-laki daripada perempuan.

Keluhan yang timbul umumnya tergantung apakah sirosisnya masih dini atau sudah fase dekompensasi. Selain itu apakah timbul kegagalan fungsi hati akibat proses hepatitis kronik aktif atau telah terjadi hipertensi portal. Bila masih dalam fase kompensasi sempurna maka sirosis kadangkala ditemukan pada waktu orang melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh (general check-up) karena memang tidak ada keluhan sama sekali. Namun, bisa juga timbul keluhan yang tidak khas seperti merasa badan tidak sehat, kurang semangat untuk bekerja, rasa kembung, mual, mencret kadang sembelit, tidak selera makan, berat badan menurun, otot-otot melemah, dan rasa cepat lelah. Banyak atau sedikitnya keluhan yang timbul tergantung dari luasnya kerusakan parenkim hati. Bila timbul ikterus maka berhenti sedang  terjadi kerusakan sel hati. Namun, jika sudah masuk ke dalam fase dekompensasi maka gejala yang timbul bertambah dengan gejala dari kegagalan fungsi hati dan adanya hipertensi portal.

Kegagalan fungsi hati menimbulkan keluhan seperti rasa lemah, turunya barat badan, kembung, dan mual. Kulit tubuh di bagian  atas, muka, dan lengan atas akan bisa timbul bercak mirip laba-laba (*spider nevi). Telapak tangan bewarna merah (eritema palmaris), perut membuncit akibat penimbunan cairan secara abnormal di rongga perut (asites), rambut ketiak dan kemaluan yang jarang atau berkurang, buah zakar mengecil (atrofi testis), dan pembesaran payudara pada laki-laki. Bisa pula timbul hipoalbuminemia, pembengkakan pada tungkai bawah sekitar tulang (edema pretibial), dan gangguan pembekuan darah yang bermanifestasi sebagai peradangan gusi, mimisan, atau gangguan siklus haid. Kegagalan hati pada sirosis hati fase lanjut dapat menyebabkan gangguan kesadaran akibat encephalopathy hepatic atau koma hepatik.

Tekanan portal yang normal antara 5-10 mmHg. Pada hipertensi portal terjadi kenaikan tekanan dalam sistem portal yang lebih dari 15 mmHg dan bersifat menetap. Keadaan ini akan menyebabkan limpa membesar (splenomegali), pelebaran pembuluh darah kulit pada dinding perut disekitar pusar (caput medusae), pada dinding perut yang menandakan sudah terbentuknya sistem kolateral, wasir (hemoroid), dan penekanan pembuluh darah vena esofagus atau cardia (varices esofagus) yang dapat menimbulkan muntah darah (hematemesis), atau berak darah (melena). Kalau pendarahan yang keluar sangat banyak maka penderita bisa timbul syok (renjatan). Bila penyakit akan timbul asites, encephalopathy, dan perubahan ke arah kanker hati primer (hepatoma).

Diagnosa yang pasti ditegaskan secara mikroskopis dengan melakukan biopsi hati. Dengan pemeriksaan histipatologi dari sediaan jaringan hati dapat ditentukan keparahan dan kronisitas dari peradangan hatinya, mengetahui penyebab dari penyakit hati kronis, dan mendiagnosis apakah penyakitnya suatu keganasan ataukah hanya penyakit sistemik yang disertai pembesaran hati.

Pemeriksaan laboraturium pada sirosis hati meliputi hal-hal berikut:

  1. Kadar Hb yang rendah (anemia), jumlah sel darah putih menurun (leukopenia), dan trombositopenia.
  2. Kenaikan SGOT, SGPT dan gamma GT akibat kebocoran dari sel-sel yang rusak. Namun, tidak meningkat pada sirosis inaktif.
  3. Kadar albumin rendah. Terjadi bila kemampuan sel hati menurun.
  4. Kadar kolinesterase (CHE) yang menurun kalau terjadi kerusakan sel hati.
  5. Masa protrombin yang memanjang menandakan penurunan fungsi hati.
  6. Pada sirosis fase lanjut, glukosa darah yang tinggi menandakan ketidakmampuan sel hati membentuk glikogen.
  7. Pemeriksaan marker serologi petanda virus untuk menentukan penyebab sirosis hati seperti HBsAg, HBeAg, HBV-DNA, HCV-RNA, dan sebagainya.
  8. Pemeriksaan alfa feto protein (AFP). Bila ininya terus meninggi atau >500-1.000 berarti telah terjadi transformasi ke arah keganasan yaitu terjadinya kanker hati primer (hepatoma).
Pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat dilakukan antara lain ultrasonografi (USG), pemeriksaan radiologi dengan menelan bubur barium untuk melihat varises esofagus, pemeriksaan esofagoskopi untuk melihat besar dan panjang varises serta sumber pendarahan, pemeriksaan sidikan hati dengan penyuntikan zat kontras, CT scan, angografi, dan endoscopic retrograde chlangiopancreatography (ERCP).

Pengobatan tergantung dari derajat kegagalan hati dan hipertensi portal. Bila hati masih dapat mengkompensasi kerusakan yang terjadi maka penderita dianjurkan untuk mengontrol penyakitnya secara teratur, istirahat yang cukup, dan melakukan diet sehari-hari yang tinggi kalori dan protein disertai lemak secukupnya. Dalam hal ini bila timbul komplikasi maka hal-hal berikut harus diperhatikan.
  1. Pada ensefaopati pemasukan protein harus dikurangi. Lakukan koreksi faktor pencetus seperti pemberian kalium pada hipokalemia, pemberian antibiotik pada infeksi, dan lain-lain.
  2. Apabila timbul asites lanjut maka penderita perlu istirahat di tempat tidur. Konsumsi garam perlu dikurangi hingga kira-kira 0.5 g per hari dengan botol cairan yang masuk 1.5 1 per hari. Penderita diberi obat diureti distal yaitu Spronolakton 4×25 g per hari, yang dapat dinaikkan sampai dosis total 800 mg perhari. Bila perlu, penderita diberikan obat diuretik loop yaitu Furosemid dan dilakukan koreksi kadar albumin di dalam darah.
  3. Pada pendarahan varises esofagus penderita memerlukan perawatan di rumah sakit.
  4. Apabila timbul sindroma hepatorenal yaitu terjadinya gagal ginjal akut yang berjalan progresif pada penderita penyakit hati kronis dan umumnya disertai sirosis hati dengan asites maka perlu perawatan segera di rumah sakit. Keadaan ini ditandai dengan kadar urea yang tinggi di dalam darah (azotemia) dan air kencing yang keluar sangat sedikit (oliguria).

Baca juga:

TERAPI MAKANAN UNTUK PENDERITA HEPATITIS C

By DEDEN SURA AGUNG
Saat terdiagnosa menderita penyakit Hepatitis C, bisa jadi kebanyakan orang akan langsung panic dan segera mencari pertolongan dokter. Tentu saja hal ingin sangat disarankan, karena semakin cepat disadari dan diketahui kondisinya, seorang pasien akan semakin memiliki beragam opsi untuk langkah penyembuhan Hepatitis C.
Obat-obatan memang penting dalam penyembuhan Hepatitis C. Meskipun demikian, jika Anda
mempercayai pengobatan tradisional, maka ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan selain obat, yakni pantangan dan yang harus dimakan.
Dalam pengobatan Cina (Traditional Chinese Medicine – TCM), menjaga makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulut dan perut pasien Hepatitis C juga sama pentingnya dengan obat-obatan. Makanan yang sebaiknya dihindari adalah alkohol, kopi, dan jus jeruk. Di antara ketiga minuman tersebut, alkohol adalah yang paling terlarang, karena sedikit saja alkohol dapat mempercepat kerusakan hati para penderita Hepatitis C.
Sementara itu, daftar makanan yang harus dihindari cukup banyak. Di antaranya makanan-makanan berlemak dan gorengan, makanan yang mengandung banyak gula, gandum, domba, serta kacang. Tak hanya itu, bagi pasien yang menggemari masakan pedas tampaknya harus menahan diri karena makanan pedas ada dalam daftar makanan yang harus dihindari penderita Hepatitis C.
Menghindari makanan dan minuman tersebut diprediksi akan memperkuat kondisi tubuh para penderita, agar penyembuhan Hepatitis C dapat berhasil secara optimal.

Baca juga:

SHARING, BLOGGING AND EARNING